Liputan6.com, Jakarta PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat penurunan penjualan dan laba bersih hingga kuartal III 2024. Hal itu juga berdampak terhadap pergerakan harga saham GGRM.
Mengutip data RTI, harga saham GGRM melemah selama sepekan terakhir pada 28 Oktober-1 November 2024. Pada perdagangan Jumat pagi, 1 November 2024, harga saham GGRM masih melanjutkan koreksi 1,24 persen ke posisi Rp 13.900 per saham. Nilai transaksi saham GGRM mencapai Rp 4,46 miliar dengan frekuensi perdagangan 484 kali.
Pada perdagangan Kamis, 31 Oktober 2024, harga saham GGRM juga masih lesu. Harga saham GGRM ditutup 1,23 persen ke posisi Rp 14.075 per saham. Nilai transaksi harga saham GGRM sebesar Rp 19,63 miliar dengan volume perdagangan 1,39 juta saham. Total frekuensi perdagangan 1.824 kali.
Harga saham GGRM bahkan anjlok usai rilis laba kuartal III 2024 pada Rabu, 30 Oktober 2024. Harga saham GGRM melemah 4,2 persen ke posisi Rp 14.250 per saham. Nilai transaksi saham GGRM mencapai Rp 21,75 miliar dengan volume perdagangan 1,51 juta saham. Total frekuensi perdagangan 2.157 kali.
Sebelumnya, harga saham GGRM alami koreksi dua hari berturut-turut pada 28 dan 29 Oktober 2024. Harga saham GGRM masing-masing turun 0,16 persen dan 0,67 persen.
Selama sepekan terakhir, harga saham GGRM anjlok 8,42 persen. Sejak awal tahun, saham GGRM terpangkas 31,73 persen.
PT Gudang Garam Tbk meraup pendapatan Rp 73,89 triliun hingga September 2024. Pendapatan Perseroan turun 9,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 81,74 triliun.
Biaya pokok pendapatan susut 5,34 persen dari Rp 70,33 triliun menjadi Rp 66,57 triliun. Meski demikian, laba bruto Perseroan terpangkas 35,88 persen menjadi Rp 7,32 triliun. Pada periode kuartal III 2023, laba bruto Perseroan mencapai Rp 11,41 triliun.
Perseroan mencatat kenaikan beban usaha menjadi Rp 5,69 triliun hingga kuartal III 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,43 triliun. Pendapatan lainnya naik menjadi Rp 211,41 miliar hingga September 2024 dari September 2023 sebesar Rp 203,59 miliar. Perseroan alami rugi kurs Rp 15,81 miliar hingga kuartal III 2024.
Dari sisi laba, PT Gudang Garam Tbk mencatat kinerja laba yang terus bertumbuh selama periode 2013 - 2019. Selama periode tersebut, laba perseroan melonjak sekitar 16,6% CAGR dari Rp4,3 triliun pada 2013 menjadi Rp10,9 triliun pada 2019.
Sayangnya, setelah itu, laba GGRM turun signifikan sekitar -36,5% CAGR menjadi Rp2,8 triliun pada 2022. Penyusutan laba perseroan selama tiga tahun berturut-turut ini utamanya disebabkan oleh kenaikan cukai (termasuk PPN dan pajak rokok) secara signifikan yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual yang mencukupi. Hal ini menyebabkan beban pokok penjualan naik melampaui pertumbuhan penjualan dan margin laba bruto menurun.
Selain hal tersebut, beberapa faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja perseroan antara lain kenaikan inflasi, penurunan daya beli masyarakat karena Covid-19, hingga adanya tren pergeseran konsumen ke produk yang lebih murah (downtrading) di pasar yang sangat kompetitif.
Terkini, berdasarkan laporan keuangan GGRM periode kuartal I 2023, Perseroan membukukan pendapatan Rp29,7 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,9 triliun. Laba GGRM naik 53% secara kuartalan dan 82,3% jika dibandingkan dengan laba periode kuartal I 2022 yang sebesar Rp1,07 triliun.
Sementara, pendapatan tercatat naik tipis 1,5% dari pendapatan GGRM pada kuartal I 2022, dan turun 3,3% jika dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal IV 2022. Membaiknya kinerja GGRM pada kuartal I-2023 tersebut disebabkan oleh turunnya beban pokok penjualan yang kemudian mendorong peningkatan pada laba kotor perseroan sebesar 33% yoy (year-on-year) menjadi Rp4,4 triliun pada 2022.
Kecuali pada 2020, emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) ini diketahui selalu membagikan dividen setiap tahunnya sejak 2009. Terbaru pada 18 Juli 2023, GGRM tercatat membagikan dividen tunai sebesar Rp2,3 triliun yang setara dengan Rp1.200 per lembar saham. Jika mengacu pada harga penutupan saham GGRM pada tanggal Cum Date Dividen, yaitu 7 Juli 2023 di level Rp27.775 per saham, maka indikasi dividen yield GGRM untuk tahun buku 2022 adalah sebesar 4,3%
Beli Saham GGRM di Stockbit
Itulah tadi ulasan singkat tentang saham GGRM, dan kinerja keuangannya dalam 10 tahun terakhir. Apabila kamu tertarik dengan saham ini, kamu dapat membelinya lewat aplikasi Stockbit. Stockbit adalah platform investasi saham online yang memiliki banyak fitur menarik.
Salah satunya adalah fitur Seasonality yang memungkinkan kamu untuk melihat kecenderungan performa suatu saham setiap bulan dari tahun ke tahun. Dengan fitur ini, kamu bisa mengetahui kira-kira kapan musim-musim atau momentum yang tepat untuk berinvestasi pada suatu saham agar potensi profitnya maksimal dan dengan minimal risiko.
Harga saham Gudang Garam (IDX: GGRM) terus turun sepanjang tahun 2021. Harga saham GGRM dari awal Januari hingga September 2021 sudah turun sebesar 22%. Harga saham GGRM pada Januari 2021 masih berada di level Rp 41.000 per lembar. Namun, September 2021 harga saham GGRM kembali turun ke Rp 31. 900 per lembar.
Harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) Rp 83.800 per lembar di tahun 2017 dan di tahun 2018. Namun, tahun 2019 harga saham GGRM anjlok ke harga Rp 53.000 per lembar atau -37%. Kemudian, terus anjlok hingga tahun 2020 di level Rp 41.000 atau minus 23%. Berikut histori harga saham GGRM selama 10 tahun terakhir.
Harga Saham GGRM 10 Tahun Terakhir:
Demikianlah daftar harga saham Gudang Garam (GGRM) selama 10 tahun terakhir. Dapat disimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir harga saham terendah Gudang Garam (GGRM) yaitu Rp 31.900 per lembar di tahun 2021. Sementara harga tertinggi saham Gudang Garam (GGRM) ada di tahun 2017 dan 2016 sebesar Rp 83.000 per lembar.
Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) memprediksi penjualan rokok menurun terimbas daya beli yang turun sepanjang tahun depan.
Corporate Secretary Gudang Garam Heru Budiman mengatakan GGRM tidak memiliki rencana penambahan kapasitas produksi karena melihat volume penjualan per September masih dalam kondisi yang turun.
“Melihat terjadinya penurunan volume sampai September 2023, maka penambahan kapasitas [tahun depan] tidak diperlukan,” katanya saat paparan publik, Kamis (30/11/2023).
Meski volume penjualan diramal masih akan lesu tahun depan, tapi masih ada harapan untuk sedikit peningkatan menjadi lebih baik. Heru mengklaim hal ini merupakan pandangan optimis tetapi realistik bagi GGRM.
Heru menjelaskan pula perbaikan yang terjadi tidak akan signifikan secara langsung dari kondisi geopolitik terlebih tahun 2024 merupakan tahun pemilu yang juga memberikan sentimen terhadap industri rokok.
Di sisi lain, terkait dengan cukai rokok sebesar 11% yang telah ditetapkan pemerintah masih menjadi pertimbangan bagi GGRM untuk meracik strategi.
PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mengantongi laba bersih sebesar Rp4,45 triliun sampai dengan kuartal III/2023 atau tumbuh 197,62% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1,49 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir September 2023, perolehan laba bersih itu disebabkan oleh biaya pokok penjualan yang menyusut sebesar 18,44% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp70,33 triliun.
Pada saat bersamaan, pendapatan GGRM sejatinya menurun 12,96% YoY menuju Rp81,74 triliun. Penurunan dikontribusikan oleh segmen ekspor yang melemah 1,63% menjadi Rp1,15 triliun dan penjualan dalam negeri ambles 13,10% YoY ke Rp80,59 triliun.
Akan tetapi, karena penurunan beban lebih tinggi, laba kotor perseroan sepanjang Januari–September 2023 mencapai Rp11,41 triliun atau mengalami pertumbuhan 48,49% YoY.
Setelah diakumulasikan dengan berbagi beban dan pendapatan lainnya, GGRM mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp4,45 triliun. Adapun laba per saham juga naik dari level Rp778 menuju Rp2.317 per saham.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan sektor rokok (Tobacco) masih cukup berat untuk tahun depan, terlebih bagi pemain-pemain besar seperti GGRM dan HMSP.
“Sentimen industri seperti tarif cukai tekanan dari UU Kesehatan masih menjadi isu besar yang mempengaruhi outlook sektor rokok,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Kamis (30/11/2023).
Alfred menjelaskan percuma juga jika mempertahankan kapasitas jika margin keuntungan emiten-emiten rokok tergerus cukup besar. Pilihan penurunan kapasitas produksi menjadi cara bertahan yang efektif untuk mempertahankan level keuntungan apalagi jika manajemen melihat ada peluang yang lebih baik pada bisnis non-rokok.
“Pada kondisi saat ini di mana likuiditas sangat ketat dan rate of return yang menyesuaikan kenaikan suku bunga, perusahaan akan sangat selektif dalam hal ekspansi, belanja modal juga belanja operasional,” jelas Alfred.
Terpisah, riset RHB Sekuritas baru-baru ini menjelaskan sektor tembakau masih akan dibayangi oleh daya beli yang lebih lemah dari yang diharapkan, perdagangan rokok ilegal meningkat di kota-kota Tier-2, dan kenaikan harga tembakau yang lebih tinggi terutama di kuartal IV/2023.
Lebih lanjut, riset menjelaskan margin GGRM seharusnya melebar pada kuartal IV/2023, tetapi volume penjualan yang lebih rendah akan tetap berlanjut. GGRM mempertahankan sebagian besar harga produknya pada kuartal ini.
Meskipun permintaan untuk rokok pulih, alternatif yang lebih murah tetap menjadi prioritas bagi perokok. Saat ini, seri kemasan SKM Full Flavour GGRM lebih mahal dibandingkan dengan varian SKM Mild lainnya di pasaran, sehingga potensi penurunan tingkat konsumsi lebih lanjut akan lebih menekan volume penjualan.
Pada kuartal akhir 2023, RHB melihat pendapatan toplinenya menyusut seiring dengan penurunan volume penjualan, tetapi marginnya mungkin memperkuat sedikit, didukung oleh kenaikan harga.
Selain itu, untuk 2024 sendiri, RHB Sekuritas justru memproyeksikan volume pertumbuhan GGRM akan lebih rendah. Meskipun Pemilu 2024 seharusnya menjadi pendorong utama pertumbuhan volume penjualan tembakau, pemilu 2014 dan 2019 datang dengan kenaikan tarif cukai sebesar 0%.
“Dalam ketiadaan kenaikan tarif cukai 0% untuk pemilu mendatang, kami memperkirakan pertumbuhan volume penjualan pada 2024 akan setengah, sementara volume industri seharusnya tumbuh satu digit rendah,” tulis RHB Sekuritas, dikutip Jumat (1/12/2023).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Berinvestasi dalam saham memerlukan penelitian yang komprehensif: Anda harus mempelajari dengan cermat seluruh data yang tersedia, antara lain keuangan perusahaan, berita terkait, dan analisis teknikalnya. Jadi analisis teknikal untuk GUDANG GARAM TBK menunjukkan kondisi netral untuk hari ini, dan peringkat 1 minggunya adalah penjualan. Karena kondisi pasar yang rentan terhadap perubahan, sebaiknya anda melihat lebih jauh ke masa depan — berdasarkan peringkat 1 bulan, saham GUDANG GARAM TBK menunjukkan sinyal jual. Lihat selengkapnya tentang
untuk analisis yang lebih komprehensif.
Jika anda masih ragu, cobalah untuk mencari inspirasi di
Fasilitas tambahan berupa penggunaan batas portfolio maksimum saham-saham margin yang diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 3 (tiga) kali dari ekuitas (ratio kewajiban 65%) tanpa batasan waktu.
Konsekuensi Fasilitas Margin hanya apabila ratio kewajiban mencapai 75%, maka akan dilakukan forced-sell sesuai dengan ketentuan manajemen risiko IndoPremier.
Syarat dari Fasilitas Margin sesuai dengan Peraturan No. V.D.6 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-258/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 :